layangan tidak putus, hehehe |
Akhirnya tergoda buat nulis Layangan Putus juga, hahaha 🙈. Kalo cuman sendiri sih sebenarnya agak ogah-ogahan nulis tentang hal ini, namun karena ada teman nulis dengan tema serupa jadilah oke aja deh.
Jadi gini, saya ini kan semangat nulisnya suka timbul tenggelam, antara ada dan tiada gitu deh. Jadi saat nekad buat blog ini dan kemudian men-tld-kannya, akhirnya bingung dong, mau diisi pakai apa nih blog? Dengan mood yang sering berubah ditambah malas pula, membuat blog baru (lagi) adalah kesalahan fatal, lah 2 blog sebelumnya aja udah keteteran dan nyaris gak keurus, masih mau sok-sokan nambah beban baru 🤦♀️
Namun karena udah terlanjur, mau gak mau saya harus komit dengan diri sendiri. Sejak didomainkan pada tanggal 4 Januari lalu, dalam hati saya berjanji akan selalu mengisi blog ini (walau mungkin cuman 1 artikel sebulan) 💪🏻
Saat saya posting alamat blog baru ini di whatsapp story, Diah, teman sesama blogger Sultra langsung komen. Dia mengajak saya untuk collab. Gayung pun bersambut, ajakan Diah ini seperti menjawab kekhawatiran saya sebelumnya, kekhawatiran gak bisa ngisi blog ini. Ajakan Diah ini "memaksa" saya untuk menghasilkan minimal 1 artikel di blog ini setiap bulannya. Thank you yaa, Say, sudah berkenan mengajak saya collab 🤗.
Dan kemudian kami sepakati untuk publish artikel collabnya setiap akhir bulan. Dan setelah mendiskusikan tema apa yang akan kami bahas pada bulan pertama ini, kami sepakati untuk membahas Layangan Putus. Jadi begitulah sodara-sodara, mengapa akhirnya tulisan tentang Layangan Putus bisa terbit juga di blog ini 😃.
Silakan baca tulisan Diah tentang layangan putus ini di sini yaa 👇
Namun jangan salah, walau judulnya adalah layangan putus, saya gak akan bahas dramanya karena memang gak nonton dramanya. Lalu apa yang akan saya bahas? Agak bingung sebenarnya mau bahas apa karena seperti yang saya bilang tadi, saya gak nonton serialnya. Walau teman-teman kantor hampir setiap hari membahasnya dan berusaha meracuni saya agar mau nonton dramanya, namun hati saya bergeming, sedikitpun gak ada ketertarikan untuk nonton. Entahlah rasanya gak mood aja mau nonton, padahal link untuk nonton drama ini udah tersebar luas di seantero facebook.
Singkat cerita. Di suatu malam yang sunyi (karena udah tengah malam), saya terbangun dari tidur karena kebelet pipis. Saat itu saya melihat suami belum tidur, ia sedang serius menatap layar laptopnya. Melihatnya seserius itu membuat saya kepo dong, lalu saya mendekatinya dan tahukah kalian apa yang sedang dilakukannya, gaes? Yap, kalian benar, my honey bunny strawberry itu sedang menonton layangan putus (LAYANGAN PUTUS), gaes 😱! Saya shock dibuatnya (lebay deh, hahaha 🤣), kok bisa ia tertarik nonton layangan putus?
Lalu saya pun bertanya apa alasan yang mendasari keputusannya nonton layangan putus? Jawabannya adalah karena penasaran. Rasa penasaran itu menuntunnya untuk mendownload dramanya dan kemudian menontonnya. Menurut suami, dramanya bagus, akting para pemainnya juga jempolan. Hanya satu kalimat yang keluar dari mulut suami saat saya minta ia menceritakan kembali apa yang sudah ditontonnya. "Aris jahat banget, ia tega menghianati istri dan anaknya demi Lidya, selingkuhannya".
Mendengar jawaban suami, saya bersyukur dengan keputusan yang saya ambil untuk gak nonton serial layangan putus ini. Berikut beberapa alasan yang mendasari saya gak nonton:
- Takut gak bisa kontrol emosi
- Takut jadi suudzon sama suami
- Beberapa tahun terakhir memang udah gak tertarik nonton sinetron Indonesia, siapapun pemerannya.
Ahh iyaa, saya baru ingat, rupanya ini bukan kali pertama suami saya nonton serial serupa Layangan Putus ini. Tahun lalu, ia juga keranjingan nonton My Lecture My Husband yang secara kebetulan juga diperankan oleh Reza Rahadian. Wahh ternyata suami saya pecinta sinetron, gaes!
Namun ketika saya tanya apakah ia gak tertarik nonton Ikatan Cinta? Jawaban yang keluar dari mulutnya adalah "OGAH!". Hahaha rupanya saya salah, sepertinya ia bukanlah pecinta sinetron melainkan hanya penyuka akting Reza Rahadian saja (?).
Adakah yang sama seperti suami saya, suka pada serial Layangan Putus? Atau malah ogah nonton seperti saya? Yuk bagikan ceritamu di kolom komen 😉