Bingung mau bahas apa. Setelah saya pikir-pikir baiknya bahas yang sesuai judul aja kali yaa, kebetulan banget hari ini sunscreen saya baru aja habis dan saya menyadari bahwa sunscreennya udah benar-benar habis tuh nanti tadi pagi sesaat sebelum ke kantor, dipencet-pencet kok gak keluar isi sunscreennya, padahal saat itu saya sedang buru-buru karena ada kerjaan yang mesti diselesaikan di kantor.
Untunglah saat mengalami kejadian gak mengenakkan ini saya ingat kalo masih punya stock sunscreen yang saya beli beberapa bulan lalu. Hmmm lega banget rasanya. Gak kebayang bila tadi pagi saya gak punya stock sunscreen, pasti bakalan stress dan pusing banget, mau beli ke toko kelontong tempat biasa kami belanja, di sana gak jual sunscreen. Mau ke supermarket, tempatnya jauh, butuh waktu beberapa menit untuk sampai ke sana itupun baru bisa ke sana pas malam hari karena suami baru bisa nganterin jam segitu.
Memang sebelumnya gak nyadar kalo kemasan sunscreennya udah hampir kosong, Neng? Sebenarnya sejak seminggu lalu saya udah sadar sih, udah kepikiran juga mau beli sunscreen via online, tapi entah mengapa saya kok lupa-lupa terus untuk check out sunscreen yang udah duduk manis dalam keranjang belanja itu hingga sampailah di saat sunscreen benar-benar tamat riwayatnya, pagi tadi.
Ternyata yaa, ada manfaatnya juga hobby saya nyetok persediaan ini. Jadi, bukan cuman kebutuhan anak misal susu, diapers, tissu, perlengkapan mandi anak-anak, tapi barang-barang kebutuhan mandi dan cuci mencuci serta beberapa produk skincare juga suka saya stok di rumah. Hal ini saya lakukan karena khawatir bila sewaktu-waktu kebutuhan itu habis dan dana untuk membeli barang-barang itu udah digunakan untuk membeli keperluan lainnya (yang tak terduga), saya pasti bakalan kewalahan, makanya agar gak mengalami hal itu biasanya saat belanja bulanan saya selalu beli banyak buat stok, apalagi bila saat itu harga barang-barang itu sedang diskon, wahh makin kalap saya belinya, hahaha. Tolong jangan ditiru yaa, ini adalah kebiasaan buruk yang gak pantas dibanggakan, huhuhu 😭
Kebiasaan nyetok ini udah dimulai sejak saat masih kuliah dulu. Jadi, saat dapat kiriman uang bulanan dari orang tua, yang pertama saya lakukan adalah belanja barang kebutuhan mandi dan mencuci, termasuk di antaranya pembalut dan produk skincare juga, tapi tentu saja setelah membeli mi instan, beras dan telur, hehehe. Saya kepikiran buat stok kebutuhan mandi dan mencuci ini karena pernah melihat salah satu teman kost yang suka meminta sabun atau barang lain pada teman-teman kost lainnya, makanya saya langsung bertekad agar jangan sampai menjadi seperti dia dan cara yang terpikirkan adalah menyetok barang-barang itu. Saya gak mau minta atau pinjam barang teman karena kondisi keuangan teman juga belum tentu lebih baik dari saya, toh kami sama-sama perantau yang mengharapkan kiriman uang bulanan dari orang tua. Cukup orang tua aja yang saya susahin, janganlah lagi ditambah dengan teman-teman kost. Rupanya kebiasaan ini terus berlangsung hingga saya kerja, menikah dan punya anak.
Tapi menurut artikel yang pernah saya baca (lupa judul artikelnya, euy), kebiasaan menyetok barang-barang ini akan membuat kita lebih boros belanja dan cenderung impulsif untuk membeli barang-barang yang kadang gak dibutuhkan, makanya gak disarankan melakukan kebiasaan ini. Cara yang bagus adalah membeli barang apabila barang yang dipakai udah habis terpakai.
Namun sampai saat ini saya masih nyaman melakukan ini (nyetok-red) karena menurut saya lebih praktis dan membuat saya lebih tenang dan gak was-was. Mungkin memang benar apa yang dikatakan artikel itu, dan cara yang saya pilih ini kurang tepat, tapi sampai saat ini saya masih nyaman untuk melakukannya. Mungkin suatu saat nanti saya akan berubah, tapi kayaknya belum saat ini, hehehe
Kalo teman-teman, lebih nyaman nyetok barang atau habis baru beli? Tulis pendapatmu di kolom komentar yaa 😁