Dua hari ini di fyp tiktok saya dipenuhi video warga tiktok yang ramai-ramai memberikan pendapatnya terhadap video seorang remaja Singapura yang bernama Zoe. Jadi si Zoe ini membagikan video yang berisi kebahagiaannya karena baru aja mendapatkan hadiah dari ayahnya berupa sebuah tas Charles & Keith yang ia beri judul "my first luxury bag".
Yang jadi masalah adalah, ternyata video Zoe ini viral dan mendapat banyak komen dari netijen. Namun komen yang muncul bukanlah komen yang berisi ucapan selamat atas hadiah yang diperolehnya melainkan komen-komen negatif yang menjatuhkan mental. Menurut netijen yang maha benar, merk tas yang didapat Zoe itu bukanlah luxury bag, dan mereka juga bilang lebih tepatnya mengejek bahwa reaksi Zoe itu terlalu berlebihan untuk tas sekelas Charles & Keith.
Baca Juga: Whats In My bag (Tas Kantor)
Zoe yang mendapatkan komen julid itu pun memberikan klarifikasinya. Ia mengatakan bahwa bagi dia, tas yang didapatkan itu adalah tas mewah karena untuk mendapatkan tas itu, ayahnya harus menabung dalam waktu yang cukup lama. Buat Zo dan keluarganya, nilai $80 (harga tas itu) adalah nilai yang sangat besar. Makanya ketika mendapatkan hadiah dengan nominal sebesar itu dia bahagia banget.
Melihat fenomena (FENOMENA) yang dialami Zoe ini, saya pun sadar bahwa selama ini saya cukup sering melihat kejadian seperti ini di sekitar saya. Walau belum pernah mengalami apa yang dialami Zoe, tapi beberapa kali saya menyaksikan hal serupa.
Saya jadi ingat saat masih jadi karyawan beberapa tahun lalu. Ada seorang rekan, sebut aja Tom, yang "alergi" dengan barang-barang murah karena menurutnya barang seperti itu pasti gak bagus kualitasnya jadi semua barang yang dipakainya adalah barang branded dan mahal.
Sebagai penyuka barang murah (namun gak murahan), saya maklum banget dengan prinsip rekan tersebut. Bagi saya, gak papa dia gak mau beli barang murah, toh selama ini doi gak pernah mengejek kami yang suka barang dengan harga murah. Doi juga selalu memuji barang murah yang kami beli dan selalu kagum saat tahu ternyata kualitas barang dengan harga murah itu ada juga yang bagus dan tahan lama saat dipakai walau tentu aja dia tetap gak pernah tertarik untuk membeli barang murah tersebut.
Yang jadi masalah adalah, ada seorang rekan yang lain, sebut aja Jerry, yang selalu ngejek apa yang dibeli Tom. Menurut Jerry, barang yang dibeli Tom itu selalu ada kekurangannya, entah dari warna yang kurang oke, bentuknya yang kurang bagus atau hal-hal lainnya. Hal ini membuat Tom insecure dan jadi gak percaya diri.
Baca Juga: Ketika Lisan Lebih Tajam dari Pedang
Mengapa yaa, kok selalu ada orang seperti Jerry dan para netijen maha benar yang komen di video Zoe itu 🤔. Bukankah harusnya saat melihat orang bahagia kita juga bisa ikut merasakan kebahagiaan itu? Kalo memang gak suka dengan kebahagiaan yang dibagikan, yaa gak perlu diungkapkan cukup ditahan dalam hati aja. Toh kebahagiaan mereka juga gak akan mengurangi kebahagiaan kita.
Lalu apakah selama ini saya selalu ikut berbahagia saat orang lain membagikan kebahagiaannya? Jujur aja, saya juga kadang gak suka melihat orang pamer kebahagiaannya, apalagi pada saat melihat itu kondisi saya sedang terpuruk dan apa yang dibagikan itu adalah hal yang menjadi impian saya juga, tapi saya gak pernah kepikiran untuk komen menjatuhkan di status yang dibagikan teman itu. Yang saya lakukan adalah langsung buru-buru swipe beranda agar status teman itu segera berlalu dan berganti dengan status teman-teman yang lain. Dalam hati gak pernah kepikiran untuk hate comment karena saya gak ingin mengganggu kebahagiaannya.
Baca Juga: Be a Smart Netijen!
Menurut saya, bila saya sedih atau gak suka melihat orang lain bahagia, masalahnya bukan di orang yang berbagi kebahagiaan itu tapi ada di hati saya. Makanya saya gak mau orang lain tahu, cukup saya sendiri aja yang tahu. Sembari berusaha melakukan usaha lebih untuk bisa mencapai apa yang dicapai orang itu (kalo memang keberhasilan yang dibagikan itu adalah impian saya juga), tapi kalo kebahagiaan yang dibagikan itu menurut saya adalah hal receh dan biasa aja, saya juga gak bakalan ngejek karena saya sadar bahwa standar kebahagiaan orang itu memang berbeda. Hal ini juga berlaku untuk rasa sakit karena standar penerimaan terhadap rasa sakit setiap orang itu juga berbeda.
Baca Juga: Saat Mimpi Tak Dapat Diraih
Kembali ke kasus Zoe..
Lalu apa yang terjadi dengan Zoe? Rupanya video viralnya itu sampai juga ke telinga pihak Charles & Keith dan pihak C&K langsung mengapresiasinya. Zoe dan ayahnya diundang makan siang bersama para founder C&K dan melakukan tur di kantor C&K. Gak cuman itu, follower Zoe yang awalnya hanya 400 kini udah mencapai >150K. Wow, saya yakin Zoe pasti gak nyangka akan mengalami hal ini.
saya yakin followersnya pasti masih akan bertambah |
Dari kasus Zoe ini ada banyak pelajaran yang bisa diambil, diantaranya:
👍🏻 Jangan mengukur segala hal pakai standar kita. Ingatlah, setiap orang memiliki standar berbeda dalam segala hal, salah satunya adalah standar kebahagiaan
👍🏻 Jangan merendahkan orang lain hanya karena pandangannya berbeda dengan kita
👍🏻 Tahan jari dan mulut. Sebelum memberikan pendapat, pikirin dulu apakah pendapat yang akan kita berikan itu bermanfaat atau malah melukai
👍🏻 Kalo memang gak suka dengan kebahagiaan orang lain, baiknya diam aja atau bila perlu langsung hide atau blokir aja orangnya
Itulah opini saya terkait kasus Zoe yang sedang trending di tiktok. Sebenarnya pengen juga bisa memberikan opini pakai video, tapi saya bukanlah orang yang suka bicara di depan kamera, saya juga bukan orang yang mahir membuat video, jadi opininya saya tuliskan di blog aja, hehehe 😄
Teman-teman blogger, adakah yang juga mengikuti kasus Zoe ini? Pemilik Blog Sunglow Mama apakah juga mengikuti kasus ini? 😉