Saya Beruban!
Tadi siang, saya asyik ngobrol santai dengan si adik bungsu, maklumlah kami udah jarang banget ketemu dan ngobrol jadi sekalinya ada kesempatan ngumpul, kami manfaatkan untuk saling ngobrol sembari bersenda gurau sebagai pelepas rindu.
Walau usia kami terpaut lumayan jauh (9 tahun), namun kami tetap nyambung saat ngobrol, mungkin karena kami sama-sama perempuan kali yaa, hehehe. Dan sekalinya udah ngobrol bakalan susah banget berhentinya. Lalu apa aja sih yang jadi topik obrolan kami? Biasanya gak ada topik khusus sih, tapi untuk mulai ngobrol biasanya kami awali dengan ngomongin berita yang sedang viral, nanti deh bakalan melebar kemana-mana.
Namun hari ini ada yang berbeda saat kami melakukan kegiatan menyenangkan ini. Saat sedang seru-serunya ngobrol, tiba-tiba si adik bungsu mendekati saya sembari tangannya meraih rambut saya ingin memastikan apakah yang dilihatnya sejak tadi benarlah rambut putih alias uban. Iyaa, gaes, di usia yang baru menginjak 37 tahun ini (ups ketahuan deh, hehehe) saya udah beruban 😱
Lalu bagaimana reaksi saya saat si bungsu memberitahu tentang uban di kepala saya? Reaksi awal adalah kaget dan berikutnya berusaha menolak kenyataan itu, hahaha 😄🙈. Ya, saya denial, gaes. Gak terima kalo di atas kepala ini udah ada beberapa helai rambut yang memutih.
Bukan tanpa alasan saya denial soalnya saya yakin banget, gen almarhum papa begitu kuat nurun ke saya, jadi saya yakin, saya pastilah sama seperti beliau yang walau usianya udah hampir 60 tahun rambutnya masih hitam. Saat meninggal, rambut papa belum ditumbuhi uban.
Obrolan kami pun berganti topik. Yang tadinya membahas drama korea yang sedang kami tonton berubah menjadi bahas uban. Kami mulai menganalisa dan menerka-nerka, apa penyebab saya beruban di usia yang relatif masih muda? (37 tahun jelas masih muda dong yaa, hehehe saya belum ikhlas disebut tua soalnya).
Dari analisa tersebut, kami memutuskan beberapa faktor yang mungkin jadi penyebab munculnya uban di kepala saya. Penasaran gak apa aja?
👩🏻🦳 Gonta ganti shampoo
Fyi, selain uban, masalah rambut yang juga saya alami adalah rontok (yang sangat parah) dan ketombe. Untuk mengatasi dua masalah ini, saya pernah mencoba berbagai macam cara dan udah menggunakan beragam merk shampoo dan toner penyubur rambut namun hasilnya sia-sia belaka. Rasanya gak ada satu pun produk yang bisa mengatasi masalah rambut saya ini. Karena udah capek, saya akhirnya pasrah. Saya gak pilih-pilih shampoo lagi. Saya memakai semua shampoo yang ada di kamar mandi yang mana shampoo tersebut adalah shampoo yang paling murah (karena dibelinya saat diskon). Saya akan membeli shampoo merk apa aja yang sedang diskon. Kami duga, kegiatan gonta-ganti shampoo ini bisa aja menjadi salah satu penyebab munculnya uban di rambut saya
👩🏻🦳 Stress
Dua bulan terakhir menjadi waktu yang berat banget bagi keluarga kami. Sejak Oktober hingga Desember ini, anak kedua saya udah dua kali diopname di rumah sakit. Stres yang melanda ditambah kurang istirahat mungkin menjadi penyebab munculnya si rambut putih ini.
Baca Juga: Hari ke-11 di rumah sakit
👩🏻🦳 Faktor keturunan
Walau papa gak beruban hingga beliau meninggal, berbanding terbalik dengan mama. Saat ini rambut mama udah memutih semua. Menurut ceritanya, mama udah mulai beruban sejak usia dua puluh-an. Apa yang dirasakan mama ini bisa aja menurun pada saya.
Walau agak shock menyadari saya beruban, namun beruban di usia muda bukanlah hal yang baru saya ketahui. Saya udah sering bertemu orang yang beruban di usia yang sangat muda. Saya ingat, saat masih kuliah dulu, ada teman saya yang hampir separuh rambutnya memutih karena uban. Lalu waktu pun berlalu, saya bertemu suami yang saat itu pun separuh rambutnya mulai memutih. Walau awalnya kaget, tapi itu cuman sebentar aja. Uban di rambutnya gak membuat cinta saya surut, #eaaaa hahaha 😝. Namun walau udah terbiasa melihat orang-orang beruban di usia muda, saat hal itu menimpa saya, tetap aja bikin shock.
Lalu apa hikmah yang bisa dipetik dari peristiwa (PERISTIWA) munculnya uban di kepala saya ini? ada beberapa hikmah yang bisa saya dapatkan, salah satunya adalah bahwa saat ini saya udah bukan remaja kinyis-kinyis lagi. Kalo bisa, hidup saya haruslah lebih berkualitas dan bermanfaat bagi sesama. Di usia ini saya gak boleh egois lagi, gak boleh keseringan bertindak impulsif lagi, harus lebih sabar menghadapi cobaan yang datang silih berganti. Kemunculan uban yang gak disangka-sangka ini mau gak mau memaksa saya untuk bersikap lebih dewasa dalam bertindak dan menjadi pribadi yang semakin baik dari hari ke hari
Selain berusaha memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang lebih baik, sepertinya saya juga harus lebih sering me time nih agar gak terlalu stres menjalani kehidupan ini. Saya kepikiran untuk mulai mencoba menekuni hal yang sejak dulu pengen saya lakukan seperti menjahit, membuat kue, atau mungkin jalan-jalan ke kota atau tempat yang selama ini belum pernah saya kunjungi. Sebenarnya sih kepengen juga liburan sembari mendaki gunung seperti yang beberapa kali dilakukan salah satu teman blogger yaitu Teh Okti. Sayangnya nyali saya belum seberani blogger Cianjur itu
Baca Juga: Daftar kota di Indonesia yang pernah saya kunjungi
Ckckck, saya gak nyangka tulisan tentang uban ini bakalan sepanjang ini, tadinya saya pikir tulisan ini gak akan sampe 500 kata, ternyata saya salah. Saat ini udah lebih 800 kata yang udah saya ketikkan. Maka agar gak makin banyak kata-kata unfaedah yang saya tuliskan, baiknya artikel ini saya cukupkan sampai di sini aja, hehehe
27 Comments
naah..apa kabar saya yg beruban di usia belasan..hahaha.. klo saya krn faktor keturunan (dari ibu) dan krn tsk suka susu dr kecil shg kurang kalsium..hehehe
BalasHapusDududu... Jaman sekarang mah uban nggak mandang umur kalau mau tumbuh, Kak.
BalasHapusAku pun di usia awal 30an juga udah ada uban. Tapi ya itu sih.
Faktor tumbuh uban kan nggak melulu karena usia ya.
Konon katanya beban pikiran ikut menyumbang semir putih di rambut kita. Hehehe
Dari sini kita belajar bahwa sebanyak apa pun helai rambut berwarna hitam, tapi tetap saja perhatian kita akan dengan crpat tertuju pada yang berawarna tidak hitam.
BalasHapusArtinya...yang putih2 itu memang atraktif ya 😂😂😂😂
Sebenernya uban memang menjadi sebaik-baik pengingat ya, kak Ira..
BalasHapusTapi aku suka membatin ((karena rambutku tipis dan dulu pernah hobi gonta-ganti model rambut, ehheh)), "Kenapa uban ini justru akarnya kuat dan sulit untuk dicabut?
Sedangkan rambut yang hitam, malah rontok dengan mudah..."
MashaAllah~
Masih jadi penelitianku nih.. Hahha, soalnya sering juga anakku cabutin ubanku. Ada yang separuh putih.. Nah ini jelas bagiku yang rambutnya tipis, asa sayang banget yaah..
Ahay, memang itulah siklus hidup rambut. Mau di usia berapa dan karena faktor apa, rambut akan memutih pada waktunya. Dan ada yang bilang kalau rambut sudah beruban, nggak perlu malu atau dicabut, karena katanya uban adalah simbol kebijaksanaan (*saya juga menolak tua*), hehe.
BalasHapusWahhh aku belum pernah ada sih, tapi aku pernah banget liat ada anak SMA tapi ubannya banyak bangettt.. Aku asumsinya waktu itu sih, mungkin karena dia di IPA jadi banyak mikir dan sampe memutih rambutnya hhe
BalasHapusWkkwk. Jadi mending masuk IPS ya, lebih santai nggak perlu banyak pusing mikirin rums-rumus.
HapusSaya jadi ingat saat pertama kali saya ubanan. Kepala rasanya gatal sekali. Pas dilihat suami, ternyata ada beberapa helai rambut yg sudah memutih.
BalasHapusAkhirnya tertawa sendiri dengan suami, kami ngga lagi muda haha
Akupun juga punya uban sih mbak Tapi satu dua yang kadang bikin gatal kepala. Hihihi
BalasHapusAku juga punya teman kerja nih mbak, dia juga secara terang tegangan bilang kalau di usia dia yang lebih muda dari aku rambutnya udah putih, karena selain faktor gen, juga stress
Tapi ga bisa dipungkiri masa2 rambut beruban bakalan dilalui ya mbak
Apalagi ini kalau sering ganti ganti shampo
Soalnya aku sendiri aja juga sering cocok cocokan sama shampo
So tricky
Kata anak bungsu saya, uban itu laksana obor di dunia akhirat. Wallohu'alam bissowab.
BalasHapusSejak statement tsb, berakhir pula momen menambah uang jajan ekstra, barter dengan setiap helai uban yang tercabut :D
Nikmati aja setiap awal perubahan hidup manusia.uban ya jangan di cabut .uban tanpa kita harus mendekatkan pada allah
BalasHapusLuar biasa dari curhat colongan tentang uban aja bisa jadi 500 kata ya mba hehe. Mau coba juga ah, rambutku rontok haha
BalasHapusYup jangan risaukan tentang uban. Penyebabnya bermacam-macam dan salah satunya jika sedang stres memang segera bisa berubah jadi uban. Well, selamat bisa menganalisa untuk tidak lagi gelisah tentang uban.
BalasHapuskok bisa ya kak ira ini dari yang awalnya hanya ngobrol, terus pada akhirnya dapat aja ide untuk bisa dituangkan dalam bentuk tulisan, dan memang tulisannya menarik untuk dibaca, dapat informasi juga yang bisa menyebabkan uban itu apa aja
BalasHapusGa apa apa mba uban itu alamiah kok, rambut beruban ga masalah yg penting hati selalu bahagia, sehat sehat ya mba disana 🙏🙏
BalasHapusaku ama kakak jaraknya 11 tahun dan aku mulai menua, mereka lagi senang dengan cucu hahaha aku malah masih pengen punya anak bayi, seru aja, nikmati aja walau udah beruban
BalasHapusHihihi Mbak Ira ini emang keren
BalasHapusSoal ngobrol tentang uban bisa jadi tulisan
Jangan dicabut ubannya Mbak,
entar kalo udah jengkel, disemir aja biar trendy :D
Saya dan suami juga beruban. Udah lama... Kini suami sampai jenggot dan cambang juga warna putih. Hehehe...
BalasHapusYang bikin heran, Fahmi putra saya usia sepuluh tahun bulan depan, di kepalanya ada satu helai rambut putih lho. Semuanya dari ujung ke ujung putih. Apakah itu juga uban?
Setuju deh cerita tentang uban memang banyak faktor penyebabnya. Terutama keturunan dan shampoo. Kalo aku ubanan juga di usia 30-an deh. Hanya sepertinya karena seling hair calour. Ha...ha...ha...lama-lama jadi terlihat indah diantara perbedaan warna hitam ada warna putih si uban mencuat
BalasHapusToss kakak sayapun sudah beruban ... Waktu pertama tahu sama menolak tua dong... Lalu rajin pakai perawatan rambut .. Alhamdulillah nggak bertambah banyak ubannya
BalasHapusSaya mah nyantai aja walaupun ubannya dah segunung. Gak pernah disemir. Aku suka yang natural aja... Uban tuh kayak alarm, mengingatkan kita bahwa usia sudah tidak muda lagi, harus siap-siap dipanggil
BalasHapusLangsung cek kaca dan ternyata saya juga mengalami masalah yang sama. Khususnya di bagian depan, harus segera diatasi nih untuk tetap menjaga kepercayaan diri. Thanks ya mbak Ira.
BalasHapusAku malah nungguin kapan rambut bakal mulai beruban. Ternyata baru ketemu di usia yang tahun ini 45 tahun 😅 Bukan shock, malah tenang aja sih mbak.
BalasHapusDan ga ada rasa pengen cabut, apalagi dicat. Dibiarkan saja, karena memang secara alamiah bakal beruban juga kan. Suamiku malah sejak kuliah (pas mau lulus) udah beruban. Jadi pas nikah sama aku, dia udah ubanan. Aku liatnya malah keren hihi
Bukan mbak Ira aja yang Denial soal uban, kakak ipar daku pun juga.. soalnya doi pun menolak tua, haha.
BalasHapusPadahal kalau diamati, kak Ira..
BalasHapusUban ini akarnya kuat banget loo..
Jadi sayang kalo dicabut. Ehiya, kabarnya kalau dicabut semakin banyak.
hiiks~
Saya gak kaget lagi mbak. Tapi shock. Uban bermunculan sekarang. Udah tua aja dong. Ternyata karena stress juga. Haduh...
BalasHapusMbaaa, ta ta tapii, umur saya masih jauh di bawah Mba juga udah ditumbuhin uban satu helai. Wkwkw. Denial keras, ga terima sudah tak lagi muda.
BalasHapusBikin acar dari kedondong
Setelah dibaca, minta komennya dong! 😉