10 Tahun Lalu, Sekarang & 10 Tahun Kemudian
pic source: pixabay.com |
Hari ini saya mendadak melow karena ditelepon oleh adik yang tinggal nun jauh di seberang lautan sana. Kami ngobrol cukup lama tentang banyak hal. Saking asyiknya kami ngobrol, entah kenapa tiba-tiba kami jadi nostalgia dan mengenang hal-hal yang udah terjadi dalam keluarga kami selama 10 tahun terakhir ini.
Adik saya ngomong, 10 tahun lalu, pada bulan April juga, dia diwisuda. Saat itu papa masih hidup namun beliau dan mama gak bisa mendampinginya di acara yang paling berkesan itu karena papa udah sakit parah dan mama harus menjaganya. Bukan hanya papa yang masih hidup, Iyma (kakak mama yang sangat kami sayangi) juga masih hidup walau kanker payudara yang dideritanya udah menggerogoti tubuhnya, hiks.
Lalu sepanjang percakapan kami, saya mulai gak fokus. Ingatan saya kembali pada masa 10 tahun lalu, yang mana kehidupan saya saat itu sangat berbeda dengan saat ini. Saat itu saya belum lama menjadi seorang ibu, usia pun masih cukup muda. Masih bekerja di sebuah perusahaan pembiayaan dengan status baru diangkat sebagai karyawan tetap. Kehidupan juga masih belum mapan (sekarang pun masih belum mapan sih, namun alhamdulillah kebutuhan sehari-hari gak pernah kekukarangan lagi), masih dihantui dengan pembayaran kredit yang sering nunggak, masih bolak balik tiap hari ke Lakudo-Baubau karena ada bayi mungil yang gak boleh ditinggal lama-lama. Saat itu saya juga belum jadi blogger, hehehe
10 tahun berlalu dan sampailah pada saat ini. Saat di mana hal yang dulu hanya berani diimpikan kini mulai ada yang jadi kenyataan. Juga terjadi banyak hal yang sebelumnya gak terbayangkan sama sekali (bahkan dalam pikiran paling liar sekalipun), entah itu hal menyenangkan atau hal mengerikan yang rasanya gak bakalan sanggup kami jalani (namun ternyata sanggup juga). Intinya, dalam waktu 10 tahun banyak hal terjadi, hal yang 10 tahun lalu ada, kini gak ada lagi, begitupun sebaliknya.
Setelah menutup percakapan dengan adik, hati saya nelongso karena mikirin percakapan kami tadi. Kata-kata adik ini 👇🏻
siapa yang bisa menjamin 10 tahun ke depan, keluarga kita masih lengkap? Bisa aja, saya, kamu, mama atau saudara-saudara kita yang lain lebih dulu pergi menghadapNYA.
Kalimat adik itu masih terngiang-ngiang di telinga saya. Ya, benar! Siapa yang bisa menjamin berapa usia kita? Huhuhu 😭. Saya hanya bisa berusaha menjaga kesehatan dan meminta padaNya agar mengizinkan saya lebih lama membersamai orang-orang yang saya cintai.
Jika masih sehat, 10 tahun yang akan datang, usia saya udah mencapai 46 tahun sedangkan suami berusia 49 tahun. Anak pertama kami akan berusia 20 tahun, anak kedua 13 tahun dan anak ketiga 11 tahun. Saya gak berani memprediksi apa yang akan terjadi saat itu namun saat ini saya berusaha melakukan yang terbaik agar ketika saat itu tiba, saya siap menerima semuanya.
Duh jadi bingung mau ngelanjutin tulisan ini. Sebenarnya saya masih pengen berandai-andai namun tangan ini rasanya berat untuk menuliskannya. Dan kemudian berpikir, haruskah tulisan ini saya publish? Atau saya biarkan aja mengendap di-draft sembari menunggu mood saya membaik untuk melanjutkannya? Hmm, biarlah saya publish aja deh yaa, nanti kalo udah mood buat ngelanjutin tulisan ini, biar saya buat satu tulisan baru aja, kali aja saat itu suasana hati saya lebih baik jadi bisa menghasilkan tulisan yang lebih ceria dan gak sendu seperti tulisan ini.
25 Comments
semoga kakak dan keluarga selalu diberi kesehatan yaaa
BalasHapusMasya Allah.. renungan yang indah banget mbak
BalasHapussaya juga jadi teringat memori 10 tahun silam. Siapa sangka dalam tempo 10 tahun saya sudah kehilangan 3 orang terkasih yang sangaaat dekat
10 tahun dan saya tidak punya bapak, tidak punya anak pertama, dan tidak punya adik :(
semoga kita menjadi orang-orang yang terus bersyukur ya
Aku baca tulisan ini tepat di hari di mana aku pertama kali hidup sekian puluh tahun lalu :)
BalasHapusDan aku mendadak merefleksi perjalanan hidupku 10 tahun sebelumnya. Yang mana dalam 10 tahun ini banyak hal yang sudah dilewati, senang, duka, termasuk kehilangan beberapa orang terdekat. Makasih sudah menuliskan ini.
Duh duh duh, saya juga kemarin lebaran mudik ke Sumatera, baru berkesempatan ngobrol deeptalk sama adik. Berpikir ke bertahun-tahun yang lalu, dan nggak kerasa saat ini sudah dewasa, obrolan juga lebih ke tentang kehidupan. Tapi manfaatnya kerasa banget, bonding dengan keluarga jadi makin erat.
BalasHapusKadang aku juga mikir gitu sih mbak, kita emang tidak tau perihal umur, yang terpenting kita harus berusaha memberikan yang terbaik untuk orang tua, keluarga, tetangga dan seluruhnya.
BalasHapusEmm, kalau membayangkan hal yang belum terjadi tuh memang kerap menimbulkan banyak kekhawatiran. Sedangkan kalau sudah khawatir, biasanya jatuhnya jadi ovt. Akibatnya macem-macem sih yaa.. Biasanya aku suka mendadak badan jadi sakit semua, berat dan mudah ngantuk.
BalasHapusJadi aku gak berani berandai-andai untuk 1 menit ke depan, bahkan.
Tapi kalau goals, aku tulis sih.. biar semakin semangat mewujudkannya dengan doa ataupun ikhtiar maksimal yang bisa kulakukan.
Semoga sehat, penuh berkah dan bahagia selalu, kak Ira.
Duh kalau mengingat 10 tahun kebelakang banyak hal yang sebenarnya ingin kulakukan pada saat itu. Tapi aku selalu bersyukurlah. karena 10 tahun yang lalu yang membuat aku menjadi sekarang ini. Banyak proses yang kudapatkan, pengalaman, wawasan, dan walaupun banyak hal yang mungkin akan hilang dalam perjalanan itu
BalasHapusiya nih kita pastinya tidak bisa mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan ya. sebagai manusia, kita cuma bisa berencana namun Allah juga yang menentukan
BalasHapusPembahasan yang relate banget, Kak. Hal-hal yang seperti ini suka bikin galau dadakan kalau kepikiran. Kita ngga tahu apa yang terjadi besok, tapi selagi masih bersama, mari kita bahagia bersama :)
BalasHapusSmoga kita slalu diberikan kesehatan ya mbak, biar bisa menyaksikan keberhasilan anak2 dan ngerasain gendong cucu, Aamiiin
BalasHapusSaya juga sering flashback, Mbak. Tapi saya ingatnya hal-hal yang menyenangkan. Misalnya 10 tahun lalu saya masih tinggal di Jakarta. Majalah untuk kirim tulisan masih banyak. Nah, untuk tahun-tahun mendatang, saya biarkan mengalir saja sesuai rencana Allah SWT.
BalasHapusHarus tetap semangat mbak, in-syaAllah semoga 10 tahun yang akan datang lebih baik dari sekarang dan banyak keberkahan yang menaungi, aamiin
BalasHapusFlashback kayak gini emang bikin melow, tapi dibeberapa hal kita jadi bisa bersyukur atas pencapaian yang sudah didapat. Yang bahkan dulu merasa hanya jadi impian.
BalasHapusInsya allah 10 tahun kemudian karir Mbak Ira dan suami akan sukses
BalasHapusDemikian juga pendidikan anak2, karena terlihat banget dari Mbak Ira yang ulet
gak hanya nrimo bekerja sebagai PNS
Ah flaskback 1o tahun yang lalu usiaku masih 40. Banyak perjalanan hidup yang sempat berada di titik terbawah baik secara ekonomi maupun situasi mental. Namun sekarang di usia kepala 5 jauh lebih wise menghadapi hidup
BalasHapusDuh jadi ikutan baper juga saya bacanya. Memang ya kalau diingat lagi, 10 tahun lalu dan sekarang banyak sekali cerita. Bahkan beberapa orang yang dikenal pun udah gak ada
BalasHapusAh betul tak ada yang bisa menjamin 10 tahun ke depan kita masih ada, keluarga kita masih lengkap dll. Minggu ini aku banyak mendengar kabar duka dan berakhir overthinking juga. Bagaimana kalau? Bagaimana jika? Ya semoga kita diberi kesehatan dan umur panjang untuk bisa membersamai tumbuh kembang anak kita ya Mbak
BalasHapusKita memang gak bisa menebak kejadian apa yang terjadi di masa mendatang tapi yang penting menjalani hari dengan baik, bersyukur dan selalu jaga silaturahmi InsyaAllah semua baik² aja aamiinn
BalasHapusAku jadi melow juga mbak mikirin 10 tahun yg lalu. Semoga kita semua sehat terus ya 10 tahun ke depan
BalasHapusFlashback itu menjadi semangat hidup. Dulu 10 tahun yang lalu diusia 40 an saya sempat terpuruk kini sudah semangat hidup lagi menjalani semua. Karena manusia pasti pengalami pasang surut kehidupan
BalasHapusDi usia begini aku sudah gak berani berandai-andai 10 tahun ke depan, mengingat 10 tahun lampau pun masih menyisakan rasa kecewa. Semoga kita selalu dalam kebahagiaan dan lindungan Allah ya
BalasHapusMasih senang bisa berbagi cerita pengalaman hidup bersama pembaca lalu dan setelahnya
BalasHapusBetul sekali, kak Ira.
BalasHapusGak ada yang bisa menjami keadaan kita 10 tahun mendatang. Tapi tetap memohon yang terbaik sembari memberikan "warisan" kebaikan agar terus bisa dilakukan anak-anak meski orangtuanya sudah tiada.
Waktu cepat berlalu ya mbak. Sama juga dengan keluarga saya yang tidak pernah menyangka kalau bisa berpisah lokasi karena pekerjaan. Semoga kita semua diberi kesehatan agar bisa melalui waktu bersama
BalasHapusLalu aku mulai membayangkan, kejadian apa saja yang aku alami 10 tahun lalu
BalasHapus10 tahun lalu aku melepas masa lajang
Meninggalkan ibukota dan pekerjaan impianku
Alhamdulillah meski sempat mengalami post power syndrome karena resign, sekarang aku bahagia
Bisa mewujudkan impian sebagai penulis
Nulis di blog dan menerbitkan dua buku solo
Bikin acar dari kedondong
Setelah dibaca, minta komennya dong! 😉